Sabtu, 03 November 2012

Komunikasi Interpersonal

TEORI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Teori fungsional
Asumsi: hubungan personal merupakan sesuatu yang nyata dengan bagian-bagian yang disusun secara khusus, seperti juga rumah yang merupakan suatu yang nyata dengan material yang disusun sesuai rencana. Disini hubungan dilihat sebagai
struktur sosial. Pengamat akan berasumsi lebih jauh bahwa hubungan yang ada bersifat tidak statis tetapi memiliki atribut seperti ikatan, ketergantungan, kekuatan, kepercayaan dan sebagainya.

2. Teori Kebutuhan Hubungan Interpersonal
Asumsi: bahwa fungsi komunikasi interpersonal untuk membuat, membina, dan mengubah hubungan dan bahwa hubungan pada gilirannya akan mempengaruhi sifat komunikasi
interpersonal. Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur
hubungan.

3. Teori Self Disclosure
Asumsi: pemahaman interpersonal terjadi melalui keterbukaan diri (self-disclosure), feedback, dan sensitivitas untuk mengenal / mengetahui orang lain. Individu terlibat dalam hubungan secara konstan menjadi bagian dalam proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat, antara
perasaan dan pikiran yang mereka mau berbagi dengan sang patner, dengan perasaan dan pikiran yang tidak mau mereka bagi.

4. Teori Penetrasi Sosial
Asumsi: Di sini dijelaskan bagaimana proses
komunikasi interpersonal dalam proses
berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya. Pada hakikatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan
kepribadian. Jika kita mengupas kulit terluar
bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia.

5. Teori Interaksionalisme Simbolik
Asumsi:
• manusia bertindak atau bersikap terhadap
manusia yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan kepada pihak lain tersebut.
• Pemaknaan tentang apa yang nyata bagi kita pada hakikatnya berasal dari apa yang kita yakini sebagai kenyataan itu sendiri. Karena kita yakin bahwa hal tersebut nyata, maka kita mempercayainya sebagai kenyataan.
• Pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna tidak bisa muncul ‘dari sananya’. Makna berasal dari hasil proses negosiasi
melalui penggunaan bahasa (language)dalam perspektif interaksionisme simbolik.
• Interaksionisme simbolik menggambarkan proses berpikir sebagai perbincangan dengan diri sendiri. Proses berpikir ini sendiri bersifat refleksif. Nah, masalahnya menurut Mead adalah sebelum manusia bisa berpikir, kita butuh bahasa. Kita perlu
untuk dapat berkomunikasi secara simbolik. Bahasa pada dasarnya ibarat software yang dapat menggerakkan pikiran kita.

6. Teori Empat Sistem
Asumsi: bahwa hubungan antarmanusia melalui hasil dari produksinya dilihat dari kacamata manajemen--bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baik maka operasional organisasi akan membaik.
• Sistem Pertama: Sistem yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik. Atasan tidak memiliki kepercayaan terhadap
bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan. Akibat dari konsep ini adalah ketakutan, ancaman
dan hukuman jika tidak selesai. Proses komunikasi lebih banyak dari atas kebawah.
• Sistem Kedua: Sistem yang lebih lunak dan
otoriter dimana manajer lebih sensitif terhadap kebutuhan karyawan. Manajemen berkenan untuk percaya pada bawahan dalam hubungan atasan dan bawahan, keputusan ada diatas namun ada kesempatan bagi bawahan untuk turut
memberikan masukan atas keputusan itu.
• Sistem Ketiga: Sistem konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan. Disini karyawan bebas berhubungan dan berdiskusi dengan atasan dan interaksi antara pimpinan dan karyawan nyata.
Keputusan di tangan atasan, namun karyawan memiliki andil dalam keputusan tersebut.
• Sistem Keempat: Sistem partisipan dimana
pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat
keputusan. Disini manajemen percaya sepenuhnya pada bawahan dan mereka dapat membuat keputusan. Alur informasi keatas, kebawah, dan menyilang. Komunikasi kebawah pada umumnya
diterima, jika tidak dapat dipastikan dan
diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer. Interaksi dalam sistem terbangun, komunikasi keatas umumnya akurat dan manajer menanggapi umpan balik dengan tulus. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat
dalam pengambilan keputusan, penetapan goal setting (tujuan) dan penilaian.

7. Teori Pengurangan Ketidakpastian
Asumsi:
• Orang tidak dikenali – tidak pasti
• Mengawal kemesraan dgn menambah pengetahuan

Tahap-tahap dalam interaksi
• Fasa permulaan
• Fasa pribadi
• Fasa exit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar